I501 - Kegagalan ventrikel kiri (icd 10 chf with reduced ejection fraction) I50.9 - Gagal jantung, tidak ditentukan (Heart failure, unspecified) Penyebab Gagal Jantung Kongestif
KodeICD 10 Asma. Jika sudah tahu mengenai pengertian apa itu penyakit asma, maka berlanjut ke pembahasan mengenai kode ICD atau kode BPJS nya. Berikut kode ICD dari penyakit asma. Kode untuk asma akibat kerja sendiri memiliki kode ICD J45. Sedangkan untuk kode ICD asma bronciale (AB) memiliki kode J45.9. Sama-sama asma namun memiliki kode ICD berbeda.
KodeICD 10 Abdominal Pain. Jika sudah tahu pengertian apa itu abdominal pain, maka lanjut ke pembahasan utama mengenai kode ICD atau KODE DIAGNOSA BPJS nya. Di mana abdominal pain sendiri memiliki kode ICD R10.4. Di mana kode ini akan memiliki kode berbeda dengan kode penyakit lain. Penyebab Abdominal Pain. Lalu apa sebenarnya penyebab abdominal pain?
KodeICD Dispnoe Dyspnoe Sesak Nafas. Dyspnoe kondisi yang bersifat subjektif berupa kesulitan / sesak / tidak enak / tidak nyaman saat bernafas. Dyspnoe merupakan kode gejala penyakit pernafasan yang masuk dalam kelompok Symptoms and signs involving the circulatory and respiratory systems (R00-R09). Kode ICD Dispnoe Dyspnoe Sesak Nafas R06.0.
NOKRITERIA DIAGNOSIS KLINIS KODE ICD-10 GEJALA/TANDA PAPARAN KONTAK ERAT DG HASIL TES 10 PDP dengan ISPA/Pneumonia Berat dan tidak ada penyebab lain dan membutuhkan perawatan di RS ⎷ ⎷ ISPA / Pneumonia Berat Pneumonia J12.8; Bronkhitis Akut J20.8; Bronkhitis NOS J40 ; Inf Sal Nafas Bawah Akut 11 Pasien dengan Penyakit Pernafasan Akut Akibat
KodeICD 10: Deskripsi: Kasus Baru menurut Jenis Kelamin LK: Kasus Baru menurut Jenis Kelamin PR: Jumlah Kasus Baru(4+5) Jumlah Kunjungan: 1: H 52: Gangguan refraksi dan akomodasi: 75: 63: 138: 269: 2: H 25 - H 28: Katarak dan gangguan lain lensa: 75: 53: 128: 209: 3: R 50: Demam yang sebabnya tak diketahui: 62: 59: 121: 179: 4: M 54.5: Nyeri punggung bawah: 26: 64: 90: 464: 5: G 81 - G 83
I256 - Iskemia miokard senyap (Silent myocardial ischaemia) I25.8 - Bentuk lain dari penyakit jantung iskemik kronis (Other forms of chronic ischaemic heart disease) I25.9 - Penyakit jantung iskemik kronis , tidak spesifik (Chronic ischaemic heart disease, unspecified) Baca juga : Kode ICD 10 Batu ginjal.
KodeICD 10 Dyspnea. Lalu berapa kode ICD atau kode BPJS penyakit dyspnea? Banyak orang yang mengalami kondisi sesak napas atau dyspnea, namun belum tahu mengenai kode ICD 10 nya. Untuk kode ICD sendiri yaitu R06.00. Kode ini jelas berbeda satu sama lain dengan kondisi atau tanda-tanda penyakit lain yang menyerang tubuh manusia. Seperti misalnya KODE ICD 10 ASMA akan berbeda dengan kode ICD 10 dyspnea. Penyebab Dyspnea
UHJA3b. ICD-10-CM Codes › R00-R99 › R00-R09 › R06- › 2023 ICD-10-CM Diagnosis Code Dyspnea, unspecified 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Billable/Specific Code is a billable/specific ICD-10-CM code that can be used to indicate a diagnosis for reimbursement purposes. The 2023 edition of ICD-10-CM became effective on October 1, 2022. This is the American ICD-10-CM version of - other international versions of ICD-10 may differ. The following codes above contain annotation back-referencesAnnotation Back-ReferencesIn this context, annotation back-references refer to codes that containApplicable To annotations, orCode Also annotations, orCode First annotations, orExcludes1 annotations, orExcludes2 annotations, orIncludes annotations, orNote annotations, orUse Additional annotations that may be applicable to R00-R99 2023 ICD-10-CM Range R00-R99Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classifiedNoteThis chapter includes symptoms, signs, abnormal results of clinical or other investigative procedures, and ill-defined conditions regarding which no diagnosis classifiable elsewhere is and symptoms that point rather definitely to a given diagnosis have been assigned to a category in other chapters of the classification. In general, categories in this chapter include the less well-defined conditions and symptoms that, without the necessary study of the case to establish a final diagnosis, point perhaps equally to two or more diseases or to two or more systems of the body. Practically all categories in the chapter could be designated 'not otherwise specified', 'unknown etiology' or 'transient'. The Alphabetical Index should be consulted to determine which symptoms and signs are to be allocated here and which to other chapters. The residual subcategories, numbered .8, are generally provided for other relevant symptoms that cannot be allocated elsewhere in the conditions and signs or symptoms included in categories R00-R94 consist ofa cases for which no more specific diagnosis can be made even after all the facts bearing on the case have been investigated;b signs or symptoms existing at the time of initial encounter that proved to be transient and whose causes could not be determined;c provisional diagnosis in a patient who failed to return for further investigation or care;d cases referred elsewhere for investigation or treatment before the diagnosis was made;e cases in which a more precise diagnosis was not available for any other reason;f certain symptoms, for which supplementary information is provided, that represent important problems in medical care in their own 2 Excludesabnormal findings on antenatal screening of mother conditions originating in the perinatal period P04-P96signs and symptoms classified in the body system chapterssigns and symptoms of breast N63, Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classifiedR06 ICD-10-CM Diagnosis Code R06Abnormalities of breathing2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Non-Billable/Non-Specific Code Type 1 Excludesacute respiratory distress syndrome J80respiratory arrest arrest of newborn distress syndrome of newborn failure failure of newborn Abnormalities of ICD-10-CM Diagnosis Code 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Non-Billable/Non-Specific Code Type 1 Excludestachypnea NOS tachypnea of newborn Dyspnea Approximate Synonyms Dyspnea Paroxysmal nocturnal dyspnea Respiratory distress Shortness of breath Clinical Information A disorder characterized by an uncomfortable sensation of difficulty breathing. An uncomfortable sensation of difficulty breathing. It may present as an acute or chronic sign of an underlying respiratory or heart disorder. Difficult or labored breathing. Difficult, painful breathing or shortness of breath. Difficulty in breathing which may or may not have an organic cause. Labored or difficult breathing associated with a variety of disorders, indicating inadequate ventilation or low blood oxygen or a subjective experience of breathing discomfort. ICD-10-CM is grouped within Diagnostic Related Groups MS-DRG 204 Respiratory signs and symptoms Convert to ICD-9-CM Code History 2016 effective 10/1/2015 New code first year of non-draft ICD-10-CM 2017 effective 10/1/2016 No change 2018 effective 10/1/2017 No change 2019 effective 10/1/2018 No change 2020 effective 10/1/2019 No change 2021 effective 10/1/2020 No change 2022 effective 10/1/2021 No change 2023 effective 10/1/2022 No change Diagnosis Index entries containing back-references to Dyspnea nocturnal paroxysmal ICD-10-CM Codes Adjacent To Hemorrhage from respiratory passages, unspecified Other specified cough Cough, unspecified R06 Abnormalities of breathing …… unspecified Shortness of breath Acute respiratory distress Other forms of dyspnea Periodic breathing Hyperventilation Mouth breathing Reimbursement claims with a date of service on or after October 1, 2015 require the use of ICD-10-CM codes.
19 Oktober 2018 Kedokteran Ilustrasi Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi Pengertian Gangguan Campuran Cemas dan DepresiKeluhanFaktor RisikoDiagnosis KlinisDiagnosis BandingPenatalaksanaan dan pengobatan Cemas dan Depresi Pengertian Gangguan Campuran Cemas dan Depresi Gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas kecemasan dan depresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis tersendiri. Untuk gejala anxietas, beberapa gejala autonomik harus ditemukan, walaupun tidak terus menerus, di samping rasa cemas atau khawatir berlebihan. Kode ICD 10 Keluhan Biasanya pasien datang dengan keluhan fisik seperti nafas pendek/cepat, berkeringat, gelisah, gangguan tidur, mudah lelah, jantung berdebar, gangguan lambung, diare, atau bahkan sakit kepala yang disertai dengan rasa cemas/khawatir berlebihan. Allo dan Auto Anamnesis tambahan Adanya gejala seperti minat dalam melakukan aktivitas/semangat yang menurun, merasa sedih/murung, nafsu makan berkurang atau meningkat berlebihan, sulit berkonsentrasi, kepercayaan diri yang menurun, pesimistis. Keluhan biasanya sering terjadi, atau berlangsung lama, dan terdapat stresor kehidupan. Menyingkirkan riwayat penyakit fisik dan penggunaan zat alkohol, tembakau, stimulan, dan lain-lain Faktor Risiko Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas sistem noradrenergik, faktor genetik. Ciri kepribadian tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri kepribadian dependen, skizoid, anankastik, cemas menghindar. Adanya stresor kehidupan. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana Objective Pemeriksaan Fisik Respirasi meningkat, tekanan darah dapat meningkat, dan tanda lain sesuai keluhan fisiknya. Pemeriksaan penunjang Laboratorium dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya tanda yang bermakna. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding sesuai keluhan fisiknya. Diagnosis Klinis Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kriteria diagnosis berdasarkan ICD 10, yaitu adanya gejala-gejala kecemasan dan depresi yang timbul bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis tersendiri. a. Gejala-gejala kecemasan antara lain Kecemasan atau khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi Ketegangan motorik gelisah, sakit kepala, gemetaran, tegang, tidak dapat santai Aktivitas autonomik berlebihan palpitasi, berkeringat berlebihan, sesak nafas, mulut kering,pusing, keluhan lambung, diare. b. Gejala-gejala depresi antara lain Suasana perasaan sedih/murung. Kehilangan minat/kesenangan menurunnya semangat dalam melakukan aktivitas Mudah lelah Gangguan tidur Konsentrasi menurun Gangguan pola makan Kepercayaan diri yang berkurang Pesimistis Rasa tidak berguna/rasa bersalah Diagnosis Banding Gangguan Anxietas Organik Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Gangguan Depresi Gangguan Cemas Menyeluruh Gangguan Panik Gangguan Somatoform Penatalaksanaan dan pengobatan Cemas dan Depresi a. Non-farmakologi Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga Karena gangguan campuran anxietas depresi dapat mengganggu produktivitas pasien, keluarga perlu memahami bahwa hal ini bukan karena pasien malas atau tidak mau mengerjakan tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri, antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu, keluarga perlu memberikan dukungan agar pasien mampu dan dapat mengatasi gejala penyakitnya. Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan pengobatan dengan benar, termasuk minum obat setiap hari. Intervensi Psikososial Lakukan penentraman reassurance dalam komunikasi terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran perasaan tentang gejala dan riwayat gejala. Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang mempunyai dasar fisiologik. Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan follow-up, bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali ke aktivitas normal. Ajarkan teknik relaksasi teknik nafas dalam Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat. Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres dengan baik. b. Farmakologi Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan antidepresan dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang signifikan setelah 2-3 minggu fluoksetin 1×10-20 mg/hari atau sertralin 1×25-50 mg/hari atau amitriptilin 1×12,5-50 mg/hari atau imipramin1-2×10-25 mg/hari. Catatan amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati untuk pasien lansia karena efek hipotensi ortostastik dimulai dengan dosis minimal efektif. Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau dengan gejala insomnia dapat diberikan kombinasi Fluoksetin atau sertralin dengan antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan antianxietas jenis benzodiazepin yaitu diazepam 1 x 2-5 mg atau lorazepam 1-2×0,5-1 mg atau klobazam 2 x 5-10 mg atau alprazolam 2 x 0,25-0,5mg. Setelah kira-kira 2-4 minggu benzodiazepin ditappering-off perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga 4-6 bulan sebelum di tappering-off. Hati-hati potensi penyalahgunaan pada alprazolam karena waktu paruh yang pendek. Baca Juga Demensia About The Author dr. Agus Haryono
Sesak Napas DispneaBeberapa orang menggambarkan sesak napas sebagai sensasi yang membuat tubuh seakan membutuhkan udara lebih banyak. Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi serius. Apa itu sesak napas? Sesak napas atau yang dalam istilah medis disebut dispnea dyspnea adalah suatu kondisi saat seseorang mengalami kesulitan bernapas. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan terasa menyakitkan bagi sebagian orang. Pada umumnya, kesulitan bernapas menandakan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Selain itu, ada juga aktivitas dan situasi tertentu yang dapat menyebabkan dispnea, seperti olahraga terlalu berat, berada di ketinggian, atau serangan panik. Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, terlebih bila kondisi tersebut datang secara tiba-tiba dan parah, segera periksakan diri ke dokter. Tanda dan gejala sesak napas Salah satu ciri khas dari sesak napas yang dialami oleh banyak orang adalah kesulitan untuk bernapas normal, seakan-akan tubuh Anda kekurangan udara. Beberapa tanda dan gejala umum sesak napas yaitu napas pendek, napas cepat dan dangkal tidak bisa menarik napas dalam-dalam, menarik napas terasa lebih berat dan butuh tenaga lebih, napas melambat, dan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri. Sementara itu, gejala-gejala yang lebih parah meliputi rasa tertekan, berat, atau sesak pada dada, rasa lemas dan bahkan tercekik, serta tidak bisa bernapas sama sekali. Pastikan Anda segera mencari pertolongan medis saat diri sendiri atau orang lain mengalami tanda dan gejala darurat berikut. Suara napas terdengar lebih keras. Wajah terlihat kesakitan atau tertekan. Lubang hidung membesar. Bagian perut atau dada menonjol. Wajah terlihat pucat. Bibir terlihat membiru. Untuk mengetahui penyebab sesak napas, penting untuk mengetahui bahwa kondisi ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni akut dan kronis. Dispnea akut terjadi secara mendadak dan dalam waktu singkat. Sementara itu, dispnea kronis umumnya terjadi dalam jangka waktu lama dan kemungkinan sering kambuh. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis sesak napas atau dispnea menurut penyebabnya. 1. Dispnea akut Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pengidapnya mengalami sesak napas mendadak dalam waktu singkat, di antaranya asma, pneumonia, serangan panik panic attack, kecemasan anxiety, aspirasi terdapat makanan atau zat lain yang masuk ke dalam paru, menghirup suatu zat yang terjebak dalam saluran pernapasan, reaksi alergi, penyakit refluks asam lambung GERD, trauma atau cedera dada, emboli paru penggumpalan darah pada paru, efusi pleura penumpukan cairan pada jaringan luar paru, dan pneumotoraks. 2. Dispnea kronis Sesak napas dapat memburuk dari waktu ke waktu. Ketika kondisinya makin parah, Anda bisa merasa kesulitan bernapas bahkan saat melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, seperti naik tangga. Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan dispnea kronis adalah sebagai berikut. Masalah jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan aritmia. Masalah paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis PPOK, hipertensi paru, dan kanker paru. Obesitas atau kelebihan berat badan. Anemia kurangnya sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Penyakit kronis lainnya, seperti kanker dan gagal ginjal. Kesulitan bernapas juga bisa dipengaruhi oleh postur tubuh. Hal ini disebabkan karena postur tubuh tertentu, seperti membungkuk, bisa menghambat aliran udara ke paru-paru. Faktor risiko sesak napas Kesulitan bernapas merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi. Dikutip dari situs Cleveland Clinic, beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti anemia, kecemasan, masalah jantung dan paru-paru, riwayat merokok, dan berat badan berlebih atau obesitas indeks massa tubuh lebih dari 30. Komplikasi sesak napas Kondisi kesulitan bernapas yang cukup parah dapat menyebabkan seseorang kekurangan oksigen dan bahkan kehilangan kesadaran. Pada kasus yang lebih parah, kekurangan oksigen jangka panjang bisa menyebabkan hipoksia kadar oksigen dalam tubuh rendah dan hipoksemia kadar oksigen dalam darah rendah. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut berisiko mengakibatkan komplikasi kesehatan lain yang jauh lebih serius, seperti kerusakan otak dan gagal ginjal. Diagnosis sesak napas Kebanyakan pasien dengan kesulitan bernapas datang ke rumah sakit dalam kondisi gawat darurat. Dokter dan tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik darurat, yakni dengan mengecek laju pernapasan, detak jantung, dan denyut nadi Anda. Saat kondisi Anda sudah lebih stabil, tim medis akan memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan Anda. Ceritakan seberapa sering sesak napas muncul dan berapa lama durasinya. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini guna mengetahui seberapa baik fungsi paru-paru Anda. Tes pencitraan rontgen dada atau CT-scan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi paru-paru Anda. Tes darah mengetahui ada-tidaknya infeksi atau masalah kesehatan lain, seperti anemia. Tes pernapasan mengukur seberapa baik fungsi paru-paru. Cardiopulmonary exercise test CPET pemeriksaan menggunakan treadmill atau sepeda statis untuk mengetahui kadar oksigen yang diserap dan karbon dioksida yang dikeluarkan paru-paru selama berolahraga. Pengobatan sesak napas Pengobatan dispnea akan bergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Umumnya, pengobatan bertujuan agar Anda bisa kembali bernapas secara normal. Berikut ini beberapa cara mengatasi sesak napas yang biasanya dianjurkan dokter. 1. Obat-obatan Tidak semua pasien sesak napas diresepkan obat-obatan yang sama. Dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan penyebab utama Anda sulit bernapas. Jika masalah pernapasan diakibatkan oleh serangan asma atau PPOK, dokter akan meresepkan obat bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut berfungsi melebarkan saluran pernapasan dan mengurangi peradangan di dalamnya. Lain halnya bila dispnea disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia. Dalam kondisi tersebut, dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik. 2. Prosedur operasi Dalam beberapa kasus, dispnea yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumotoraks perlu ditangani dengan prosedur bedah atau operasi. Pada kasus pneumotoraks, tim medis akan memasang tabung di dalam dada untuk mengurangi tekanan akibat penumpukan udara dalam paru-paru. Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan darah dalam paru, tim medis akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah berlebih. Selain itu, Anda mungkin juga akan diberikan obat pengencer darah melalui infus. Pencegahan sesak napas Apabila Anda sering mengalami sesak napas atau telah didiagnosis mengalami penyakit yang menyebabkan dispnea kronis, tidak perlu khawatir. Berbagai cara di bawah ini bisa membantu mencegah sesak napas kembali terjadi di lain waktu. Jangan merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok. Menjauhi paparan polusi atau alergen zat pemicu reaksi alergi, yakni dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. Usahakan untuk menghindari banyak aktivitas di tempat yang terlalu panas atau dingin yang dapat memicu dispnea. Rutin berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari. Minum obat-obatan sesuai dengan arahan dokter untuk mengobati asma atau kondisi lain yang Anda alami. Mengelola stres dan beban pikiran dengan cara yang tepat. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda. Kesimpulan Sesak napas atau dispnea adalah suatu kondisi saat seseorang kesulitan bernapas. Berdasarkan penyebabnya, sesak napas terbagi menjadi dua jenis, yakni dispnea akut dan dispnea kronis. Pengobatan bertujuan agar pasien bisa kembali bernapas secara normal, caranya bisa melibatkan pemberian obat hingga prosedur operasi. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi yang Anda alami.